Usaha peternakan sapi di Indonesia didominasi
oleh usaha skala rumah tangga dimana kepemilikan ternak hanya 2 sampai lima
ekor. Pada kondisi tersebut sudah barang tentu modal yang dimiliki peternak
tidak begitu banyak, sehingga teknologi yang digunakan juga sederhana dan
murah.
Dalam usaha pembibitan sapi
yang hasil akhirnya adalah pedet lepas sapih, deteksi kebuntingan dini
merupakan point penting untuk mengontrol produktivitas induk. Semakin cepat
seekor ternak terdeteksi bunting atau tidak akan semakin baik, jika seekor sapi
sudah terdeteksi bunting maka dapat segera mendapat perlakuan selayaknya sapi
bunting untuk mendapatkan pedet yang berkualitas. Sebaliknya jika setelah
dikawinkan jelas terdeteksi ternak tidak bunting maka pada siklus birahi
berikutnya dapat dikawinkan, apabila terlewat 1 siklus boleh dikatakan peternak
rugi waktu selama 1 bulan dan tentunya rugi biaya pakan dalam waktu tersebut.
Untuk deteksi kebuntingan banyak cara yang dapat dilakukan antara lain :
Untuk artikel selengkapnya dapat klik di sini
Untuk artikel selengkapnya dapat klik di sini