Amoniasi
Jerami
Salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas jerami sabagai pakan ternak ruminansia adalah dengan perlakuan
kimiawi, misalkan dengan menambahkan NaOH ataupun urea. Dalam pelaksanaannya
penambahan NaOH jarang dilakukan karena sifat alkali yang cukup kuat, sehingga
harus sangat hati – hati dalam penggunaanya karena dapat melukai pengelolanya.
Penambahan urea selain mudah bahan juga baku mudah didapatkan. Penggunaan urea
untuk meningkatkan kualitas jerami sebagai pakan ternak ruminansia lebih
dikenal dengan istilah amoniasi jerami.
Amoniak
akan berperansebagai:
- Menghidrolisa
ikatan lignin –sellulosa
- Menghancurkan
lignin sellulosa juga melarutkan sebagian silikat
- Memuaikan
atau mengembangkan serat sellulosa sehingga memudahkan penetralisi enzim sellulosa
- Berkat
adanya fiksasi nitrogen maka kandungan
protein
kasar
akan meningkat.
Yang
dimaksud jerami bukan hanya jerami padi tetapi semua limbah pertanian yang
sudah berumur tua, seperti jerami jagung, jerami kacang kedelai, jerami kacang
tanah dll. Jadi kita tidak hanya terpaku pada jerami padi, tetapi bisa juga
membuat amoniasi jerami jagung yang selama ini hanya dibakar begitu saja. Untuk
membuat amoniasi dari jerami batang jagung sebaiknya batang jagung di cacah
terlebih dahulu agar lebih mudah dalam proses penyimpannanya.
Berikut ini cara membuat amoniasi
jerami:
1. Cara Basah
Bahan-bahan :
15 kg jerami kering udara
870 gram urea
(sekitar 5 – 6% dari jerami yang dipakai)
5 liter air
Peralatan :
2 lembar kantong plastik ukuran 100
x 150 cm yang cukup tebal.
1 buah ember
1 timbangan
1 alat pengaduk
Langkah
kerja
Kantong plastik langsung dilapis dua dengan cara
memasukan lembar pertama ke dalam lembar kedua. Maksudnya merangkap plastik ini
adalah agar lebih kuat dan menghindarkan bocor.
Larutkan 870 gram urea ke dalam ember yang berisi 5
liter air dengan cara diaduk sampai benar-benar larut hingga tidak ada lagi
butir-butir urea yang terlihat.
Percikan larutan urea tersebut keatas
jerami secara merata hingga air habis.
Masukan
jerami yang telah dipercik larutan urea dalam kamtong plastik yang telah
disiapkan, padatkan dengan hati – hati agar kantong plastik tidak sampai sobek.
Tutup dahulu kantong plastik lapis dalam dengan cara
mengikat bagian atasnya, kemudian baru kantong plastik bagian luarnya. Kantong
plastik ini dapat disimpan di tempat yang telah disediakan dan cukup aman.
Kantong plastik jangan sampai bocor agar gas amoniak yang dihasilkan tidak
keluar.
Setelah satu bulan kantong plastik dapat dibuka,
ketika membuka plastik harus hati-hati karena selama proses amoniasi ini
terjadi pembentukan gas, sehingga ketika plastik tersebut dibuka gas akan
keluar dan dapat menyebabkan pedih di mata. Jerami hasil amoniasi kemudian
diambil lalu diangin-anginkan selama dua hari sebelum diberikan kepada ternak.
Selain
menggunakan kantong plastik dapat pula menggunakan drum atau wadah lain yang
penting dapat ditutup rapat dan kedap udara.
2. Cara Kering
Bahan-bahan :
100 kg jerami padi kering udara
3-4 kg urea
Peralatan :
Lembaran plastik dengan ketebalan
0,4 cm
Timbangan
Kayu untuk mengemas jerami padi
Cara
Kerja
Jerami yang sudah terpilih dan ditimbang diikat dengan
tali yang terbuat dari bambu, setelah itu dikemas supaya mudah dalam penanganannya.
Taburi urea secara merata pada setiap ikatan/bal
jerami.
Setelah merata bungkus dengan palstik secara rapat
agar tidak ada udara yang masuk/an aerob.
Simpan di tempat yang teduh dan tidak kena hujan/air.
Sebaiknya di atas plastik pembungkus ini diberi beban agar ada tekanan ke
bawah, sehingga gas amoniak yang terbentuk dimanfaatkan oleh jerami. Lama
proses amoniasi
selama satu bulan.
Setelah satu bulan jerami olahan dapat dibuka, hasil
yang baik ditandai dengan bau amoniak yang menyengat, oleh karena itu hati-hati
ketika membuka karena dapat menyebabkan mata pedih dan
sesak nafas.
Setelah bau yang menyegat berkurang pindahkan ke ruang penyimpanan.
Simpan di tempat yang beratap dan tidak kena hujan. Perhatikan ventilasi gudang
penyimpanan udara harus bebas mengalir
Menyimpan Jerami Amoniasi
Jerami amoniasi cara basah dengan kantong plastik,
drum, maupun silo dalam tanah sebagian besar terutama di bagian bawah sangat
lembab bahkan basah. Jerami ini setelah diangin-anginkan selama 2 atau 3 hari
masih tetap basah. Jerami lembab ini sebaiknya langsung diberikan kepada ternak
dan harus habis dalam jangka waktu satu minggu.
Pada daerah tertentu terutama dataran tinggi jerami
amoniasi yang masih lembab akan menyebabkan tumbuhnya jamur kayu atau jamur
putih yang halus pada permukaan jerami amoniasi. Jamurnya sendiri tidak
berbahaya untuk ternak, tapi kurang estetik dan bagian permukaan itu agak
menurun kualitasnya. Terutama bila jerami tersebut ditumpuk di udara terbuka
dan terkena air hujan maka akan terjadi proses pelapukan (dekomposisi).
Untuk disimpan jangka lama maka jerami amoniasi
tersebut harus dijemur dan dikeringkan di panas matahari selama kurang lebih
satu minggu hingga kadar air mencapai 20 %. Bila jerami tersebut sudah dijemur
dan kering maka dapat disimpan di bawah atap dan tahan 6 bulan sampai satu
tahun tanpa adanya penurunan kualitas.
Cara Penyajian Jerami Amoniasi
Bentuk penyajian
Jerami
hasil amoniasi dapat langsung diberikan pada ternak, baik dicincang ataupun
diberikan begitu saja.
Air minum
Pemberian
air minum untuk ternak sebaiknya jangan dibatasi, biarkan ternak bebas minum
sepuasnya, apalagi yang dibrikan adalah jerami dimana kandungan airnya sedikit.
Selamat mencoba!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!