Senin, 15 April 2013

Menanam Hijauan Pakan Ternak (HPT

A. Pengolahan Tanah
            Pengolahan tanah bertujuan untuk mempersiapkan media/tempat tumbuh yang optimal bagi hijauan pakan ternak, sebaba tanah yang diolah akan menjamin perkembangan perakaran yang sempurna, memperbaiki aerasi, kelembaban dan kesuburan tanah.
            Penanaman pada tanah gembur, tanah diolah atau dicangkul cukup satu kali, sedangkan pada tanah yang keras atau padat perlu diolah beberapa kali dan digaru sampai tanah menjadi gembur atau pembuatan lobang tanam yang lebih besar agar memudahkan perkembangan akar. Pengolahan tanah yang lebih sempurna akan lebih baik dalam membudidayakan hijauan pakan ternak kerena dengan tekstur tanah yang baik akan memudahkan sistem perakaran tanaman dalam mengabsorbsi unsur hara dan air di dalam tanah.

B. Persiapan Bibit
             Dalam mengelola hijauan pakan ternak (HPT), persiapan bibit harus direncanakan terdahulu. Untuk mempersiapakan bibit hijauan pakan ternak perlu diperhatikan cara perkembangbiakan hijauan tersebut, ada hiajauan yang dikembangbiakan secara vegetatif dan cera generatif (melalui biji). Secara generatif menggunakan biji sehingga perlu disemai terlebih dahulu sebelum dilakukan penanaman di lahan pengembangan. Tempat persemaian bemacam - macam ada yang menggunakan sebagian kecilpetakan ada pula yang menggunakan bahan lain seperti polybag, kaleng ember , daun -daun dll.
            Perkembang biakan secara vegetatif dapat berasal dari pols (sobekan) dan juga stek. Bibit yang dipersiapkan harus berasal dari tamanan atau inang yang berkualitas baik dan sehat, tinggi yang sama dalam satu rumpun, panjangnya pols sekitar 10cm dari permukaan tanah. 

c. Penanaman
           Jarak tanam yang digunakan pada HPT bermacam - macam dan ini sangat tergantung pada jenis hijauan yang ditanam, dan topografi lahan. Untuk jenis - jenis hijauan yang tumbuh tegak dan berumpun jarak tanam yang dapat digunakan adalah 60 - 90 cm x 45 - 60 cm atau 100 x 100, sedangkan untuk jenis yang membentuk stolon atau rhizoma maka jarak tanam yang digunakan 90 x 60 cm, 90 x 100 cm atau 100 x 100 cm
          Begitu pula pada daerah - daerah datar jarak tanam yang dapat digunakan adalah 100 x 100 cm, sedangkan pada daerah miring jarak tanam lebih rapat dalam barisan 100 x 50 cm, 125 x 75 cm, 125 x 50 cm, dengan tujuan dapat mengatasi irosi bila hujan turun.

D. Pemupukan
           Pemupukan adalah pemberian zat - zat makanan kepada tanaman lewat tanah agar produksi hijauan tinggi dan continue. Pupuk yang dapat digunakan antara lain, urea, TSP dan KCL, dengan takaran 100 kg urea, 50 kg TSP, 50 kg KCL / Ha dan pupuk kandang dengan takaran 10 s.d 20 ton/Ha yang tergantung pada tingkat kesuburan tanah.
           Pemberian pupuk kandang dilakukan pada saat tanam, yang diaduk dengan tanah dalam lobang tanam dengan takaran yang telah ditentukan, kemudian setelah hiajauan berumur 3 minggu dilakukan pemupukan dengan pupuk kimia.
           Dari beberapa hasil pengamatan pemberian pupuk kandang pada saat tanam akan lebih baik jika dibandingkan dengan pemberian secara bertitah dengan takaran yang sama, sedangkan pemberian pupuk kandang berikutnya setelah hijauan berumur 6 bulan atau sekitar 4 kali panen, untuk menjamin produksi secara continue. Pupuk kandang sangat baik dalam dekomposisi hara dalam tanah.

E. Penyiangan
            Penyiangan adalah pemberantasan terhadap janis - jenis rumput liar atau tumbuh - tumbuhan pengganggu tanaman pokok. Gangguan dapat berupa saingan dalam memperoleh zat hara, air dan cahaya matahari. penyiangan dapat dilakukan setelah hijauan berumur 1 bulan. Pada dasarnya ada cara untuk melakukan penyiangan yaitu:
1. Mekanis
Yakni penyiangan dengan cara mencangkul untuk membongkar rumput - rumput liar dan tanaman pengganggu.
2. Biologis
Yakni dengan cara memperbaiki keadaan tanah. Kemudian setelah tanah itu menjadi subur dan bebas weed, dilakukan penanaman dengan jenis tanamana pupuk hijau sebagai penutup tanah seperti : Centrosema plumeri, Puraria Javanica, Calopogonium mucunoides dll.
3. Kimiawi
Biasanya dengan menggunakan hernisida. Cana ini lebih cepat tetapi biaya cukup tinggi, selain itu penggunaan herbisida sering membawa dampak segatif karena semprotan herbisida dapat mematikan hijauan yang ditanam, dan residunya juga berbahaya bagi ternak.

F. Pemotongan
               Untuk menyeragamkan pertumbuhan dan merangsang anakan yang lebih banyak, sebaiknya pemotongan pertama dilakukan pada saat hijauan berumur 2 - 3 bulan setalah tanam, pemotongan selanjutnya setelah 40 - 60 hari. Pemotngan yang terlalu tua akan mengakibatkan kulitas HPT berkurang (protein turun dan serat kasar naik). Tinggi pemotongan juga mempengaruhi pertumbuhan selanjutnya. Pemotongan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan tunas yang keluar tumbuhnya kerdil, dan pertumbuhan dari anakan tidak ada, Sedangkan pemotongan yang terlalu pendek menyebabkan pertumbuhan berikutnya semakin lambat karena persediaan energi (pati) didalam tunggul hanya sedikit. Sebagai pedoman untuk pemotongan rumput gajah, raja, setaria dan benggala dianjurkan 10 cm dari permukaan tanah, sedangkan untuk rumput dari australia seperti Paspalim dilatatum pemotongan sekitar 5 cm dari permukaan tanah.

Tidak ada komentar:

Entri yang Diunggulkan

BANGSA BANGSA TERNAK BABI

            Pembangunan petrnakan merupakan bagia pembangunan nasional yang penting, karena salah satu tujuan pembangunan peternaka...