Sabtu, 15 November 2014

Menetaskan Telur Menggunakan Mesin Tetas Sederhana

Dalam menetaskan telur, ada dua cara yaitu penetasan secara alam dan penetasan secara buatan. Penetasan secara alam yaitu penetasan dengan menggunakan induknya/jenis unggas lain dan penetasan secara buatan yaitu dengan menggunakan alat penetasan atau mesin tetas dan sering pula disebut sebagai incubator. Pada industri-industri pembibitan ternak unggas (breeding farm), biasanya digunakan mesin tetas modern dengan kapasitas yang cukup banyak. Akan tetapi bukan tidak mungkin kita menggunakan mesin tetas sederhana yang dapat dilakukan pada skala rumah tangga.
Keberhasilan dalam penetasan merupakan salah satu faktor yang sangat menunjang dalam usaha pembibitan. Daya tetas yang rendah disertai dengan tingginya angka kematian yang yang disebabkan karena kesalahan operasional alat penetas masih sering terjadi .....
Teknik menetaskan telur dengan mesin tetas sederhana dapat anda  download di link berikut 

Minggu, 26 Oktober 2014

Bakteri Pada Ternak Ayam, Kerugian Ekomi dan Penanggulangannya

           
          Dalam usaha peternakan ternak merupakan alat produksi yang diharapkan dapat memberikan produksi yang tinggi agar keuntungan yang didapat dapat optimal. Untuk dapat menghasilkan produk berupa daging, bulu, susu dan lain sebagainya  ternak sebagai alat produksi harus dikombinasikan dengan lingkungan sebagai faktor produksi lain. Lingkungan dalam hal ini bukan saja area dimana ternak tersebut tatapi segala sesuatu yang mempengaruhi ternak tersebut termasuk pakan, sarana, penyakit, dan manajemen pengelolaan.
            Salah satu ternak yang sangat penting peranannya dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani adalah unggas dalam hal ini ternak ayam. Pada ternak ayam penyakit merupakan faktor yang harus mendapatan perhatian serius. Ayam yang sakit produktivitasnya menurun bahkan dapat menyebabkan kematian serentak yang tentunya sangat merugikan..
            Ternak dikatakan sehat apabila dalam tubuhnya terdapat keadaan seimbang atau harmonis baik dengan lingkungan internalnya maupun lingkungan eksternalnya. Setiap gangguan terhadap fungsi tubuh yang normal dapat dikatakan sebagai penyakit. Untuk dapat mempertahankan kesehatan ayam peternak harus terus menerus menjaga kondisi tubuh ayam dan segala hal yang dapat mengganggu kesehatan ternak dijaga agar tidak masuk dan berkembang dalam peternakan.
            Banyak hal yang dapat menyebabkan ayam sakit baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi. Penyakit infeksi adalah penyakit  akibat masuknys mikroorganisme maupun parasit dalam tubuh ayam. Bakteri meupakan salah satu penyebab penyakit infeksius pada ayam, kejadian penyakit ini dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : faktor inang (ternak/ayam), faktor patogen (bakteri) dan faktor lingkungan.
           
Untuk artikel lengkap klik di sini

Selasa, 09 September 2014

Bioteknologi Jerami Padi


BIOTEKNOLOGI JERAMI PADI MELALUI FERMENTASI
SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA

1. Bahan Pakan Ternak Ruminansia
Ternak ruminansia (pemamah biak) meliputi sapi, kerbau, kambing, dan domba mempunyai peranan yang sangat strategis bagi kehidupan ekonomi petani di pedesaan. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi ternak perlu diperhatikan melalui pemberian bahan pakan sesuai sesuai kebutuhan hidupnya.
Kandungan gizi makanan ternak sangat tergantung pada bahan hijauan yang diberikan. Hijauan yang diberikan berupa rumput alam rumput lapangan, rumput tanam (rumput unggul), hijauan kacang-kacangan (kaliandra, lamtoro, gamal, turi, d11.), dan hijauan limbah pertanian (batang ubi jalar, jerami padi, jerami kacang­kancangan, d11.). Kandungan protein hijauan kacang-kacangan sebesar 21%, rumput lapangan dan rumput unggul sebesar 10.20%, sedangkan hijauan limbah pertanian (jerami padi) kandungan proteinnya sebesar 3.6%.
Hijauan kering seperti jerami dan hay. Jerami hasil ikutan pertanian seperti padi, jagung, kedelai dan lain-lain berupa batang, daun dan ranting. Jerami merupakan salah satu bahan pakan ternak yang mutunya rendah karena mengandung sellulosa (silika dan lignin) yang sulit ditembus oleh getah pencernaan sehingga menyebabkan kecernaan rendah.
Untuk artikel aelengkapnya klik di sini 

Senin, 11 Agustus 2014

Saat Tepat Mengawinkan Sapi

Seringkali kita mendengar keluhan peternak bahwa sapinya sudah dikawinkan berulang kali akan tetapi tidak bunting, hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor antara lain kelainan saluran reproduksi sapi betina tersebut, penyakit, kualitas semen yang digunakan (mungkin terjadi kerusakan saat penyimpanan) ataupun kualitas pejantan yang dipakai, keterampilan petugas IB, dan tidak kalah penting adalah ketepatan waktu mengawinkan sapi sehingga prosentase kejadian kebuntingan tinggi. Pada postingan ini akan dibahas waktu yang tepat untuk mengawinkan sapi agar prosentase terjadinya kebuntingan tinggi.

1. Umur Berapa  Sapi Dara Ideal dikawinkan Untuk Pertama Kali??
            Pada umur 8 s.d 11 bulan biasanaya sapi betina sudah menunjukan tanda tanda birahi, ini berarti saluran reproduksinya sudah berkembang sempurna dan bila terjadi perkawinan dapat terjadi kebuntingan. Akan tetapi pada umur tersebut tubuhnya belum siap untuk bunting, jika dipaksakan untuk bunting maka perkembangan sapi tersebut tidak akan optimal, selain itu juga dapat menyebabkan kesulitan melahirkan. Waktu ideal untuk mengawinkan sapi dara untukpertama kalinya ketika tubuh sudah siap untuk bunting yaitu sekitar  umur 24 s.d 30 bulan, dengan masa kebuntingan sekitar 285 hari diharapkan ketika umur 3 tahun sapi sudah beranak untuk pertama kalinya.

2. Waktu yang tepat untuk mengawinkan Sapi
            Waktu yang tepat untuk mengawinkan sapi betina adalah ketika sapi tersebut birahi. Birahi adalah suatu keadaan dimana sapi betina mau menerima pejantan untuk melakukan perkawinan, tidak seperti primata tingkat tinggi seperti manusia sapi betina hanya mau menerima pejantan untuk perkawinan hanya ketika birahi saja. Sedangakan untuk pejantan yang normal akan siap melakukan perkawinan kapan saja jika ada betina/induk yang birahi.
            Tanda - tanda sapi birahi sebagai berikut:
a. Perubahan tingkah laku yaitu menjadi gelisah, sering melenguh,saling menaiki, nafsu makan berkurang bahkan bisa hilang sama sekali.

Gambar 1. Saling menaiki sesama salah satu tanda birahi


b. Perubahan Fisik yaitu:

Gambar 2. Selaput mukosa vagina bagian dalam merah


Gambar 3. Vulva Bengkak

Gambar 4. Keluar Lendir Jernih dari Vagina  (Seperti Putih Telur)

Tanda tanda birahi seperti diatas pada sapi biasanya terjadi setiap 19 - 21 hari sekali, dan berlangsung selama 13 - 17 jam. Waktu pengamatan yang baik ketika pagi, siang atau sore hari ketika sapi beristirahat, sedangkan waktu mengawinkan yang ideal adalah sekitar 12 jam setelah tanda birahi awal teramati, artinya jika dipagi hari teramati tanda birahi maka sapi dikawinkan pada sore hari, dan bila teramati birahi pada sore hari maka dikawinkan besok paginya sebelum jam 12. Jika dikawinkan terlalu cepat atau terlalu lambat bukannya tidak akan terjadi kebuntingan, akan tetapi 12 jam setelah tanda awal birahi adalah waktu paling ideal dengan prosentase terjadinya kebuntingan paling .
Untuk lebih lengkapnya anda dapat  download dengan klik link berikut :
menentukan waktu perkawinan ternak sapi

Minggu, 20 April 2014

Kebutuhan Kandang Sapi Potong

Sebelum memulai usaha ternak sapi potong kandang adalah hal penting yang harus disediakan, pada intinya beternak sapi potong terbagi menjadi tiga kelompok yaitu 1). Usaha pembibitan (calf crop), 2). Usaha pembesaran (stocker) dan 3). Usaha penggemukan (Finishing). Kebutuhan kandang untuk tiap usaha tersebut berbeda - beda, berikut ini sedikit ulasan mengenai kebutuhan kandang untuk masing - masing kelompok usaha peternakan sapi potong.

1.      Calf crop atau Pembibitan
Dalam usaha ini target dari usaha adalah menghasilkan pedet, produktivitas dinilai dari jumlah pedet yang dapat dihasilkan dalam satu periode tertentu. Kandang yang dibutuhkan pada usaha pembibitan yaitu :
a.      Kandang Kawin
Pola perkawinan sapi terbagi menjadi perkawinan individu (alami dan Buatan/ IB) dan pola perkawianan kelompok. Pada perkawinan individu  sapi betina ditempatkan dalam kandang individu jika terjadi birahi baru dikawinkan baik secara alami dengan mendatangkan pejantan maupun buatan melalui inseminasi buatan.
Pada pola perkawinan kelompok sapi – sapi betina (induk) dicampur dengan pejantan dalam satu kandang kelompok. Rasio Induk : Pejantan bisa mencapai 20 : 1. Dalam perkawinan kelompok ini sapi sapi dicampur selam 2 s.d 3 bulan dengan harapan apabila pada birahi pertama terlewatkan maka pada birahi kedua atau ke tiga tidak akan terlewatkan lagi.
b.      Kandang Bunting I
Setelah bulan ketiga atau keempat dalam kandang kawin maka sapi –sapi induk di periksa apakah terjadi kebuntingan atau tidak. Bila terjadi kebuntingan dapat dimasukan dalam kandang bunting I, jika tidak terjadi kebuntingan dikembalikan ke kandang kawin. Dalam kandang bunting I sapi sapi induk dipelihara sampai akhir triwulan kedua.
c.       Kandang bunting II dan kandang menyusui
Setelah kebuntingan memasuki triwulan terakhir (ketiga) sapi dimasukan dalam kandang bunting II untuk mempersiapkan kelahiran baik persiapan  kandang maupun pakan. Pakan yang diberikan akan berbeda karena pada akhir masa kebuntingan ini pertumbuhan janin sangat cepat sehingga membutuhkan pakan yang berkualitas lebih baik dibandingkan pada dua triwulan sebelumnya. selain sapi pada akhir fase kebuntingan kandang ini juga dapat difungsikan sebagai kandang menyusui sampai pedet umur tiga bulan, hal ini kerena pakan untuk induk pada fase akhir kebuntingan dan menyusui tidak jauh berbeda.
Setelah pedet berumur tiga bulan induk sapi dan anaknya dapat dimasukan dalam kandang kawin kembali, karena setelah tiga bulan sapi induk biasanya sudah menunjukan tanda birahi kembali dan saluran reproduksinya diharapkan sudah kembali normal sehingga siap untuk dikawinkan kembali. Dengan demikian diharapkan dalam satu tahun seekor induk dapat melahirkan satu kali.
Setealah pedet berumur 5 bulan sudah mulai dilakukan penyapihan  sehingga pedet umur 6 bulan sudah benar benar disapih dari induknya untuk dijual ataupun dibesarkan.
d.      Kandang pejantan
Kandang pejantan berguna untuk memelihara pejantan yang sedang tidak digunakan untuk perkawinan, sewaktu - waktu pejantan juga perlu diistirahatkan untuk menjaga stamina dan libidonya.

2.   Stocker atau Usaha Pembesaran
Target utama usaha ini adalah sapi bibit maupun sapi bakalan yang siap untuk digemukan, kandang yang dibutukan dalam usaha ini adalah:
a.      Kandang koloni I
Dalam kandang ini pedet lepas sapih baik jantan maupun betina dicampur sampai umur 10 bulan s.d 1 th.  Pada saat ini seleksi sapi yang akan dijadikan bibit dan bakalan mulai dapat dilaksanakan.
b.      Kandang koloni II
Pedet yang telah berumur 1 th atau lebih dipisahkan antara yang jantan dan betina hal ini dikarenakan pada umur tersebut sapi sudah mulai menunjukan tanda birahi dan bila terjadi perkawinan dapat terjadi kebuntingan, akan tetapi secara fisik pada umur tersebut belum siap untuk bunting. Sapi berada lam kandang ini sampai umur 2 tahun, setelah umur tersebut saudah harus ditentukan mana sapi yang akan dijadikan calon bibit dan mana yang akan digemukan.

3.   Finishing atau Penggemukan
Target utama usaha ini adalah produksi daging melalui pertambahan bobot badan harian yang tinggi. Pada usaha penggemukan ini sapi dapat ditempatkan dalam kandang individu maupun kandang kelompok dengan pemberian pakan berkualitas baik sehingga pertambahan bobot badanya tinggi. Usaha dapat dilakukan selama 4 s.d 6 bulan tergantung kualitas pakan yang diberikan.

            Selain kebutuhan kandang tersebut untuk semua kelompok usaha membutuhkan kandang jepit yang beguna untuk penanganan (vaksinasi, pengobatan, IB dll) sapi, dan juga kandang karantina/isolasi untuk sapi yang baru datang maupun sapi saapi yang sakit.

            Itulah sedikit gambaran kebutuhan kandang sebelum memulai usaha ternak sapi potong, kebutuhan tersebut tidaklah mutlak, dapat disesuaikan dengan kondisi wilayah dan skala usaha yang akan dikembangkan.

Entri yang Diunggulkan

BANGSA BANGSA TERNAK BABI

            Pembangunan petrnakan merupakan bagia pembangunan nasional yang penting, karena salah satu tujuan pembangunan peternaka...