Merawat Kambing
1. Merawat Kambing Dewasa
Perawatan kambing dewasa baik betina maupun
pejantan sangatlah penting agar produksi ternak kambing dapat optimal.
Perawatan induk akan mempengaruhi calving interval kelahiran dan kualitas anak
kambing lepas sapih yang dihasilkan. Perawatan pejantan yang baik akan
mempengaruhi libido dan kualitas sperma yang dihasilkan. Berikut ini cara
merawat kambing dewasa secara umum:
a. Perawatan badan
Perawatan badan yang perlu dilakukan antara lain:
Ø Memandikan ternak secara berkala, tujuannya agar daki dan
kotoran (feces) yang menempel di kulit bersih, karena kotoran dikulit dapat
menupupi pori pori yang menyebabkan keluarnya keringat terganggu yang akhirnya
mengganggu peredaran darah. Selain itu kotoran dan daki merupakan tempat
berkembangnya bakteri yang akan menyebabkan penyakit kulit.
Ø Pemotongan bulu yang menggumpal, bulu ini biasanya
menjadi tempat berkembangnya bakteri yang akan mengganggu kesehatan kulit
b.
Perawatan kuku
Pemotongan kuku, Kuku kambing yg tdk terpelihara sangat
mengganggu; kedudukan tulang tracak menjadi salah, titik berat badan kambing
jatuh pada tracak bagian belakang, bentuk punggung seperti busur, mudah
terjangkit pnyakit kuku. Pemotongan dilakukan pd bagian lapisan tanduk pada
telapak kaki sampai menjadi rata atau sedikit cekung.
1.1.
Merawat Kambing Bunting
Mengenali kambing yang bunting dari fisik pada awal
kebuntingan tidaklah mudah. Langkah awal yang dapat dilakukan oleh peternak
secara umum adalah memperhatikan siklus birahi (estrus / heating) dari kambing
tersebut. Jika dalam 21 hari setelah dikawinkan, kambing betina tidak birahi
lagi maka kemungkinan besar kambing tersebut bunting.
Beberapa referensi di buku dan internet tidak pernah melakukan pembedaan ciri-ciri kebuntingan
kambing betina yang masih dara dengan
yang sudah beranak. Rata-rata referensi yang ada menganggap semua sama. Padahal
kebuntingan kambing yang masih dara
lebih sulit dikenali daripada kambing yang sudah pernah beranak.
a. Mengenal Kebuntingan
Kambing Dara
Secara fisik kambing yang baru bunting pertama kali
(dara) lebih sulit dikenali kebuntingannya dibandingkan kambing yang sudah
pernah beranak. Dalam 3 bulan pertama kambing dara yang bunting belum
menampakkan perbedaan fisik yang nyata. Ukuran ambing kambing dara yang masih
kecil membuat sulit untuk menentukan apakah kambing dara tersebut sedang
bunting atau tidak.
Beberapa ciri kambing dara yang bunting:
1. Kambing lebih tenang, jinak dan tidak gelisah
2. Kulit menjadi agak kendor atau lemas
3. Pusar diperut melebar
4. Bulu menjadi rontok dan agak mengkilap
5. Nafsu makan bertambah sehingga badan agak gemuk.
Setelah usia kebuntingan 3 bulan kambing dara yang bunting lebih mudah
dikenali dari perubahan badannya. Perut kambing membesar seiring usia
kebuntingan yang semakin tua.
b. Mengenal Kebuntingan Kambing yang Pernah Beranak
Kambing yang pernah beranak lebih mudah dikenali kebuntingannya daripada kambing
dara. Pada umur kebuntingan dibawah 2 bulan (8 minggu), kambing yang sudah
beranak sudah dapat dideteksi kebuntingannya.
Beberapa ciri kambing bunting:
Ø Ambing susu membesar. Jika diperah keluar cairan bening dan lengket di
kulit. Pada umur kebuntingan yang lebih tua, cairan tersebut berubah warna
menjadi kuning transparan.
Ø Pusar diperut melebar
Ø Nafsu makan bertambah. Bisa jadi kambing agak kurus pada saat
kebuntingannya. Hal ini terjadi karena kambing tersebut masih dalam keadaan
menyusui atau baru lepas menyusui anaknya (cempe).
Ø Perut membesar
Setelah peternak mengenali kambing yang bunting, maka kambing
yang bunting memerlukan perhatian yang khusus.
Setelah mengenali ciri kambing yang bunting, peternak
wajib memberikan perhatian khusus kepada kambing tersebut. Perhatian khusus ini
meliputi perawatan dan pemberian pakan. Tujuan perhatian khusus ini untuk
meminimalisasi terjadinya keguguran (keluron) atau kesulitan proses kelahiran
yang mungkin dapat membahayakan kambing.
Kambing yang bunting harus ditempatkan di kandang yang
terpisah agar terhindar dari gangguan kambing yang lain. Kambing yang bunting
harus dihindarkan berkelahi dengan sesama kambing, terkena pukulan atau
tandukan. Usahakan lantai kandang tidak licin untuk menghidari kambing yang bunting
tergelincir. Kandang cukup luas untuk menjaga kambing yang bunting bergerak
leluasa. Kandang juga perlu mendapatkan sinar matahari yang cukup tiap hari.
Tujuannya agar tubuh kambing yang bunting tetap sehat dan kuat. Tubuh kambing
yang sehat dan kuat akan membantu proses kelahiran nantinya.
Kambing yang bunting dapat dikeluarkan sesekali dari
kandang (tidak terlalu sering) untuk dijemur. Hati-hati dalam mengeluarkan kambing
yang bunting dari kandang. Jangan sampai kambing terjatuh atau meloncat secara
tiba-tiba yang dapat membahayakan kandungan. Aktivitas kambing yang bunting
diluar kandang juga perlu diawasi terutama jika ada kambing lain yang
berinteraksi. Meskipun kambing yang bunting lebih jinak dan tenang, tidak gesit
atau lincah, ada baiknya peternak waspada.
Hindarkan suasana ramai atau gaduh yang dapat mengakibatkan kambing yang
bunting menjadi stress. Stress pada kambing yang bunting dapat mengakibatkan
keguguran (keluron).
c. Pemberian Pakan Kambing Bunting
Pakan yang dibutuhkan kambing yang bunting otomatis
bertambah kuantitasnya seiring dengan umur kebuntingan. Peningkatan baik
kuantitas maupun kualitas pakan diberikansecara bertahap mulai 8-14 minggu
setelah awal kebuntingan. Hal ini dikarenakan janin (fetus) semakin cepat tumbuh
sehingga memerlukan pasokan makanan bergizi yang semakin banyak. Selain itu
kalenjar susu kambing mulai memproduksi susu untuk mempersiapkan kelahiran
anaknya. Produksi susu ini ditandai dengan bentuk ambing yang membesar. Jangan
memberikan pakan yang terlalu berlebihan pada kambing yang bunting terutama
pada induk yang muda. Pemberian pakan yang berlebihan dapat menyebabkan janin
terlalu besar sehingga kesulitan dalam proses kelahirannya.
Pemberian pakan hijauan yang berkualitas diberikan
secukupnya sesuai dengan selera kambing. Tidak disarankan pemberian pakan daunan yang banyak mengandung getah seperti daun kapuk, daun waru dan daun
singkong. Daun yang banyak getah umumnya banyak mengandung kadar air tinggi.
Kadar air yang tinggi mengakibatkan kambing yang bunting menjadi sering
berkemih atau kencing. Posisi kambing yang berkemih mengakibatkan kontraksi
(mengejan / mengeden) pada kambing. Dikhawatirkan untuk kambing yang
kandungannya lemah bisa mengalami keguguran.
Pemberian pakan tambahan atau konsentrat diberikan
secukupnya tidak terlalu sering. Pemberian dapat diberikan 1-2 kali dalam
seminggu. Rata-rata 0.5 – 1 kg sudah mampu mencukupi kebutuhan kambing bunting.
Pada masa ini lebih diutamakan pemberian hiajuan daripada konsentrat. Dengan alasan
yang sama seperti daun bergetah, beberapa peternak tidak menyarankan pemberian
konsentrat yang mengandung kadar air yang tinggi seperti ampas tahu.
1.2.
Merawat Kambing Menyusui
Setelah melahirkan maka seekor induk
kambing akan masukpada fase menyusui, segera setelah beranak bersihkan induk
dari sisa – sisa kelahiran agar tidak terjadi infeksi, pada saat itu kondisi
rahim masih belum normal dan mengecil menjadi ormal sekitar dua minggu setelah
melahirkan.
Tempatkan induk menyusui dalam
kandang individu agar anak tidak terganggu kambing lain dan usahakan kandang
cukup luas agar induk dan anak bebas bergerak. Kandang juga harus terkena sinar
matahari yang cukup agar induk dan anaknya sehat.
Induk
menyusui membutuhkan nutrisi yang paling banyak jika dibandingkan dalam fase
fisiologis yang lainnya. Hal ini karena selain untuk kebutuhan pokok hidup
induk juga memerlukan nutrisi untuk produksi susu bagi anak – anaknya dan juga
untuk memperbaiki kondisi tubuhnya setelah melahirkan ke kondisi yang normal.
Berikut
yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan untuk kambing menyusui:
Ø Mengandung protein kasar 14 – 16 %
Ø Berikanlah hijauan dalam jumlah tak terbatas ( ad libitum
)
Ø Pakan tambahan (Konsentrat) dengan kandungan protein
kasar 14 – 16% sebantak 0.5 s.d 1 kg perhari.
Ø Air merupakan komponen pakan yang sangat penting sehingga
ketersediaannya harus secara bebas (ad libitum)
Ø Sangat baik bila diberi tambahan mineral blok untuk
mengatasi kekurangan mineral dalam pakan.
1.3. Merawat Pejantan
Secara umum perawatan pejantan
tidak berbeda dengan merawat kambing dewasa pada umumnya, meliputi perawatan
tubuh dan perawatan kuku.
Pejantan yang sehat mampu melayani
20 s.d 30 ekor betina, akan tetapi bila pejantan tidak dirawat dengan baik maka
libido dan kualitas sperma yang dihasilkan juga kurang baik. .
Di Indonesia tidak mengenal musim kawin untuk ternak kambing, sehingga
seekor pejantan harus selalu siap sepanjang
tahun. Untuk itu pejantan harus mendapat pakan yang cukup dan
berkualitas, hijauan segar yang diberikan hendaknya
terdiri dari campuran rumput,legume,dan dedaunan lainnya sebanyak 10-15% dari
berat badan (5-7 kg/ekor/hari), hijauan ini
sebaiknya di cacah agal pemanfaatannya lebih mudah dan efisien. Pemberian
pakan tambahan (konsentrat) disarankan 0,5-1 kg/hari/ekor, perlu diingan bahwa pejantan tidak boleh terlalu gemuk
karena akan menurunkan libidonya.
Perlu diingat bahwa
seekor pejantan tidak boleh terlalu gemuk karena akan menurunkan libidonya,
untuk itu penting bagi pejantan untuk exercise (olah raga) agar kondisi tubuhnya tetap terjaga..
2. Merawat Anak Kambing
2.1. Proses Kelahiran
Lama
Kebuntingan bagi kambing adalah 150 hari (5 bulan). Menjelang kelahiran keadaan
kandang harus bersih dan diberi alas yang kering dan bersih agar cairan yang keluar
pada saat kelahiran dapat langsung diserap, bahan yang digubakab dapat berupa
karung goni atau jerami kering. Obat yang dipersiapkan adalah yodium untuk
dioleskan pada bekas potongan pusar.
Induk
kambing yang akan melahirkan dapat diketahui melalui perubahan fisik dan
perilakunya sebagai berikut:
Ø Keadaan
perut menurun.
Ø Ambing
membesar dan putting susu terisi penuh.
Ø Alat
kelamin membengkak berwarna kemerah – merahan dan lembab.
Ø Pinggul
mengendur
Ø Gelisah,
mengaruk – garuk tanah atau lantai kandang dan mengembik.
Ø Nafsu
makan berkurang
Ø Sering
kencing.
Proses
kelahiran kambing berlangsung dalam waktu yang cepat, jika anak lebih dari satu
kelahiran anak pertama dan berikutnya berlangsung selama 15 – 30 menit.. Proses
kelahiran mula – mula ditandai dengan pecahnya kantong ketuban dan beberapa
saat kemudian akan Nampak anak keluar, jika setelah 45 menit setelah ketuban
pecah dan belum ada tanda – tanda anak lahir berarti ada kelainan dan proses
kelahiran harus segera dibantu.
Langkah
– langkah yang harus dilakukan dalam membantu kambing yang kesulitan melahirkan
adalah sebagai berikut:
Ø Alat
kelamin dan daerah sekitarnya dibersihkan dengan sabun.
Ø Bersihkan
tangan dan olesi dengan sabun yang lunak sebagai pelumas.
Ø Masukan
tangan dengan menguncup ke dalam alat kelamin kambing secara pelan – pelan dan
hati – hati.
Ø Pastikan
posisi bagian bagian tubuh anak kambing seperti kaki, kepala dan bagian
lainnya.
Ø Betulkan
posisi yang tidak normal ke posisi yang benar kemudian tarik pelan – pelan.
Setelah
anak kambing (cempe)
lahir, ari – ari danlendir yang bercampur darah akan keluar dalam 24 jam
setelah kelahiran. Penanganan (cempe) selanjutnya adalah pemotongan tali pusar,
bekas luka pemotongan di olesi yodium. Lendir yang terdapat pada lubang hidung
cempe dibersihan gar penafasan tidak terganggu. Induk akan menjilati anaknya
sampai kering, jika induk tidak menjilati anaknya, cairan yang ada ditubuh
cempe dibersihan dengan lap kering dan bersih.
Kesulitan
melahiran yang dialami kambing umumnya disebabkan oleh beberapa factor berikut:
Ø Posisi
anak tidak normal ( misalnya : salah satu kaki depan ke belakang, kepala
menengok ke belakang, posisi anak melingkar,posisi anak terbalaik, anak kembar
tidak normal).
Ø Induk
memiliki pinggul yang sempit.
Ø Ukuran
tubuh anak terlalu besar
Ø Anak
mati dalam kandungan.
Ø Kondisi
induk tidak sehat.
Video Kambing Beranak
2.2.
Perawatan Cempe dan
Induk Yang Baru Melahirkan
Kondisi cempe yang baru lahir masih
lemah dan dalam masa kritis, oleh karena itu cempe yang baru lahir harus
dirawat secara inrensif. Selama masa kritis ini cempe sangat peka terhadap
lingkungan yang kurang menguntungkan. Perawatan yang harus dilakukan sebagai
berikut:
Ø Cempe
ditempatkan dalam kandang yang bersih, berventilasi baik, sinar matahari pagi
dapat masuk kandang, sehingga kandang cukup hangat.
Ø Lantai
dialasi jerami atau rumput kering dan setiap hari dig anti agar tetap kering
dan hangat.
Ø Ukuran
kandang harus cukup luas agar cempe dapat bermain dengan leluasa.
Ø Apabila
terjadi hujan terus menerus, kandang diberi lampu agar cempe tidak kedinginan.
Ø Bila
cempe mengalami kesulitan menyusu harus cepat dibantu agar dapat menyusu.
Ø Bila
induk kambing mati/ tidak mau menyusui atau produksi susu induk tidak
mencukupi cempe dapat diberi susu
buatan, dengan menggunakan dot, diberikan 3 sampai 4 kali perhari. Selain susu
buatan dapat juga disusukan kepada induk lain yang menyusui (jika induk mau).
Pemberian susu buatan ini dilakukan selama 2 bulan.
Ø Cempe
diberi rumput muda untuk belajar makan hijauan dan pat pula diberi pakan
tambahan berupa dedak atau ampas tahu.
Untuk
merawat induk yang baru melahirkan sebagai berikut:
Ø Sediakan
air minum yang bersih dalam jumlah yang cukup karena induk kehilangan cukup
banyak cairan saat proses melahirkan.
Ø Kurangi
pemberian ransum berupa konsentrat agar tidak terjadi pembesaran pada ambing,
pemberian konsentrat dapat ditingkatkan lagi 10 hari setelah melahirkan.
Ø Kemaluan
dan sekitarnya yang terkena lender maupun darah dibersihkan dengan air hangat
agar tidak mudah terinfeksi.
Ø Berikan
pakan berupa rumput/dedaunan dan leguminosa.
Meskipun cempe bersama induknya cukup terjaga, pengawasan
terhadap kesehatan harus tetap diperhatikan karena cempe sangat peka terhadap
infeksi. Penyakit dapat dicegah dengan perawatan dan pakan yang terseleksi
Penyakit diare biasanya terjadi pada cempe usia 2 – 3
minggu, sumbernya dapat melalui tali pusar maupun mulut. Diare merupakan
gangguan pencernaan dari diare yang biasa sampa yang berdarah, penyebabnya
adalah protozoa, cacing dan bakteri yang bisa masuk melalui ambing atau puting
susu induk yang kotor. Jika tidak disebabkan oleh protozoa, cacing maupun
bakteri diare dapat disebabkan oleh:
Ø Makan hijauan yang berlebihan
Ø Air susu induk terlalu tinggi kadar lemaknya
Ø Pemberian pakan yang tidak teratur
Ø Perubahan cuaca
Cempe
yang telah mencapai usia 3 bulan sebaiknya disapih (dipisah) dari induknya.
Penyapihan cempe dapat diawali pada usia 2,5 bulan dengan cara sehari menyusu
pada induk sehari kemudian tidak menyusu, lalu shari menyusu dan dua hari tidak
menyusu, demikian seterusnya hingga akhiran cempe sama sekali tidak menyusu
pada induknya. Setelah disapih anak kambing dapat dikandangkan secara
berkelompok dengan anak kambing lain yang sebaya.
2.3. Merawat Cempe Pasca Sapih
Setelah cempe berusia 3 – 6 bulan dan sudah disapi dari
induknya memerlukan tatalaksana pemeliharaan khusu yaitu, dengan memberikan
sedikit demi sedikit hijauan yang berkualitas baik, pemberian rumput secara
bertahap, pemberian pakan penguat (konsentrat ) dalam bentuk bubur atau
dicampur dengan air panas cukup sekali sehari.
Cemep dipelihara dalam kandang kelompok dengan cempe lain
yang sebaya untuk memudahkan pengelolaan dan pengawasan kesehatannya.
2.4. Merawat Kambing Muda
Mulai usia 6 – 15 bulan anak kambing sudah digolongkan
sebagai kambing muda yang memerlukan pemeliharaan trsendiri pula. Pada usia ini
kambing harus sudah dipisahkan antara yang jantan dan betina. Agar dapat
melatih otot – otot tubuh sebaiknya kambing jangan dikandangkan terus menerus,
seminggu atau dua minggu sekali kambing – kambing tersebut dilepaskan untuk
exercise dan belajar merumput sendiri di padang gembala.
Pakan yang diberikan dapat berupa rumput dan makanan
penguata (konsentrat). Pada fase ini kambing mulai dapat diseleksi yang akan
dijadikan calon induk dan calon pejantan yaitu dengan memilih yang baling bagus
dalam kelompknya.