Memilih
Bibit Ternak Kambing
Bibit merupakan faktor dasar yang tidak bisa diabaikan, bila bibit
itu jelek, walaupun tatalaksana dan makanan termasuk baik, produktivitas ternak
tetap tidak maksimal. Pemilihan bibit pada pemeliharaan kambing bertujuan untuk
menyediakan bibit ternak yang baik dan bermutu, baik untuk induk maupun
pejantan.
Pemilihan bibit ternak kambing harus disesuaikan
dengan tujuan pemeliharaan dan bangsa kambing yang ada, contohnya untuk
penghasil susu sebaiknya dipilih dari kambing Etawah/kambing Saanen. Bibit yang
akan dipilih umurnya diatas 3 bulan atau lepas sapih.
Memilih ternak untuk
dijadikan bibit dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu berdasarkan :
- Silsilah dan
- Visual.
Dalam seleksi cara visual sebenarnya termasuk
dengan perabaan.
1.
Seleksi berdasarkan Silsilah
Seleksi menggunakan silsilah
keturunan didasarkan pada catatan prestasi tetua dari individu. Biasanya
dilaksanakan pada seleksi galur murni, dimana hasilnya tidak perlu tampak.
Dalam "garis keturunan" yang sama tidak semua sifat yang dituju dapat
diturunkan. Biasanya cara ini
diaplikasikan pada seleksi hewan-hewan
muda yang belum berproduksi; atau terhadap sifat yang terkait seks.
Misalnya memilih pemacak pada kambing perah, padahal seekor jantan tidak pernah
menghasilkan susu, maka yang dilihat adalah produksi susu induknya.
Selain untuk menduga sifat
unggul calon bibit yang dipilih, silsilah juga berguna untuk menghindari
kemungkinan sifat kurang baik yang akan diturunkan, misalnya sifat keibuan yang
tidak baik, kesulitan melahirkan dan lain – lain.
Seleksi calon bibit
berdasarkan silsilah tidak dapat dilakukan jika tidak ada pencatatan
(recording) yang baik dari peternak. Oleh karena itu sangatlah penting bagi
pertenak melakukan recording, selain sebagai bahan evaluasi usaha juga sangat
berguna untuk seleksi calon bibit.
2.
Seleksi berdasarkan Visual (eksterior)
Memilih ternak berdasarkan
visual berarti kita memilih ternak berdasarkan sifat-sifat yang tampak. Memilih
bibit dengan cara ini hampir sama saja dengan seleksi untuk tujuan produksi.
Ternak untuk bibit sebaiknya dipilih pada waktu masih muda, paling tidak seumur
pasca sapih, sehingga masih ada waktu untuk pemeliharaan yang ditujukan sebagai bibit.
Seleksi bibit jantan
biasanya lebih diutamakan karena jantan mempunyai keturunan lebih banyak
daripada ternak betina (seekor pejantan yang baik dan sehat akan mampu melayani
20 - 30 ekor betina). Selain sifat-sifat produksi, faktor kesehatan harus
diperhatikan, faktor ini erat kaitannya dengan kemampuan reproduksi. Secara
umum ternak calon bibit tidak cacat, kaki lurus dan tegak, lincah, dan tidak
pernah terserang penyakit yang berbahaya. Pertumbuhan kelamin harus normal,
kondisi tubuh tidak terlalu gemuk atau kurus.
Cara ini biasa dilakukan
oleh petani ternak ketika memilih ternak di pasar hewan, dimana asal usul
ternak pada umumnya tidak diketahui, dalam keadaan seperti itu biasanya dipilih
ternak yang penampakan fisiknya paling bagus dibanding ternak yang lain.
Berikut ini
ciri – ciri visual yang perlu dipertimbangkan dalam memilih bibit kambing:
Sifat Umum
Ø
Umur pubertas/dewasa kelamin.
Ø
Kesuburan
dan jumlah anak sampai sapih.
Ø
Bobot
lahir, bobot sapih dan bobot badan dewasa.
Ø
Sifat
keindukan.
Sifat Khusus
Yang harus
diperhatikan adalah:
Ø
Bentuk tubuh
Ø
Tidak ada
cacat
Untuk
Betina Calon Bibit:
Bentuk Tubuh
Bentuk Tubuh
Ø
Bentuk tubuh kompak/padat.
Ø
Dada dalam
dan lebar.
Ø
Garis
punggung lurus.
Ø
Bulu
bersih dan mengkilat.
Ø
Badan sehat dan tidak cacat.
Bentuk Kaki
Ø
Bentuk kaki normal.
Ø
Kaki lurus dan kuat.
Ø Tumit tinggi.
Bentuk
Ambing
Ø
Bentuk ambing normal dan simetris (kiri dan kanan
sama besar).
Ø
Tidak terlalu menggantung.
Ø
Jumlah putting dua buah.
Ø
Bila diraba halus dan kenyal.
Ø
Tidak ada infeksi atau pembengkakan
Kesuburan
Ø
Asal dari keturunan kembar/lebih dari dua.
Ø
Alat kelamin normal.
Keadaan
Gigi
Ø
Jumlah gigi lengkap.
Ø
Rahang atas dan bawah rata.
Sifat
Keindukan
Ø
Mempunyai sifat mengasuh anak yang baik.
Ø Penampilan jinak
dan sorot matanya bersifat ramah.
Umur
Ø
Betina muda siap dikawinkan pertama kali pada
umur lebih kurang 10-12 bulan, walaupun pada umur 8 bulan sudah menunjukan
birahi sebaiknya jangan dikawinkan dahulu karena belum dewasa tubuh.
Ø
Induk
masih produktif sampai umur 5-6 tahun.
Pejantan
Calon Bibit
Bentuk Tubuh
Bentuk Tubuh
Ø
Tubuh besar, relatif panjang.
Ø
Pilih yang
besar diantara jantan yang umurnya sama.
Ø
Dada dalam dan lebar.
Ø
Bagian tubuh belakang lebih besar dan tinggi.
Ø
Badan sehat dan tidak cacat.
Ø Bulu bersih dan
mengkilat.
Bentuk Kaki
Ø
Bentuk kaki normal.
Ø
Kaki lurus dan kuat.
Ø
Tumit tinggi.
Kesuburan
Ø
Calon pejantan berasal dari keturunan kembar.
Ø
Alat kelamin kenyal dan dapat ereksi.
Ø
Buah zakar
normal (ada buah, sama besar dan kenyal).
Penampilan
Ø
Penampilan gagah.
Ø
Aktif, besar tenaga dan nafsu kawinnya.
Umur
Ø
Untuk dikawinkan sebaiknya dipilih pejantan yang
berumur antara 1,5 sampai 3 tahun.
Cacat Tubuh
Kambing yang mempunyai cacat tubuh jangan dipilih untuk bibit. Cacat tubuh tersebut antara lain:
Kambing yang mempunyai cacat tubuh jangan dipilih untuk bibit. Cacat tubuh tersebut antara lain:
Ø
Rahang atas dan bawah tidak rata.
Ø
Mata buta
atau rabun. Untuk mengetahui ternak buta atau tidak, dapat diketahui dengan
menunjuk-nunjukkan jari telunjuk di depan matanya, apabila ada reaksi dengan
mengedipkan mata maka ternak tersebut tidak buta.
Ø
Kaki berbentuk hurup X.
Ø
Tanduk yang tumbuh melingkar menusuk leher.
Ø
Buah zakar hanya satu atau mempunyai dua buah
tetapi besarnya tidak sama.
Ø
Adanya
infeksi atau pembengkakan pada ambing/buah susu (untuk betina).
Ø
Tumit rendah.
Ø
Ternak majir atau mandul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar